Judul buku: The White Lama;Buku 1: Reinkarnasi
Penulis: Jodorowsky & Bess
Penerjemah: Hetih Rusli
Editor: Tanti Lesmana
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I – Juli 2007
Tebal: 144 hlm
The White Lama adalah komik kedua yang saya baca sepanjang tahun ini setelah Ekspedisi Kapal Borobudur (Banana Publisher, 2007). Komik hasil kolaborasi Alejandro Jodorowsky dan Georges Bessis ini seluruhnya terdiri dari enam jilid yang diterbitkan dalam rentang waktu 5 tahun (1988-1993) dalam bahasa Prancis. Jodorowsky yang kelahiran Cili (7 Februari 1929), selain menulis naskah komik, juga adalah seorang sutradara dan produser film. Ia memulai kiprah kepenulisannya pada usia yang masih belia: 16 tahun. Waktu itu, puisi-puisinya sudah mulai dipublikasikan di Cili. Kemudian, pada 1953 ia menulis naskah dramanya yang pertama, El Minotauro, sebelum akhirnya hijrah ke Paris untuk belajar pantomim dan teater. Ia kini telah resmi menjadi warga negara Prancis.
Adapun karier berkomiknya dimulai pada pertengahan 1966 sebagai penulis komik strip di harian Mexico El Heraldo de Mexico. Komik yang terbit setiap minggu itu berjudul Fabulas Panicas.
Pertemuannya dengan Georges Bessis pada 1986, menghasilkan karya serial novel grafis Le Lama Blanc (The White Lama). Bess yang kelahiran Prancis pada 1947 ini, semula adalah ilustrator di sebuah majalah terbitan Swedia, Mad Magazine. Proyek bersama mereka selanjutnya, masih berupa novel grafis, adalah Anibal Cinq (1990) dan Juan Solo (1995).
Pada The White Lama, cerita mengambil setting di Tibet ikhwal kehidupan para lama di sana. Bermula dari wafatnya Lama Agung Mipam, kehidupan spiritual di Tibet mengalami kemunduran. Aturan-aturan moral yang sebelumnya dipatuhi, kini mulai dilanggar.
Lama Migmar sebagai pengganti sementara Lama Mipam sebelum pewaris takhta yang sesungguhnya ditemukan, lebih banyak menyalahgunakan kekuasaannya untuk bersenang-senang bersama para pengikutnya. Ia bahkan punya rencana jahat untuk tetap meduduki kursi Lama Agung selamanya. Demi mewujudkan niatnya itu, Lama Migmar bahkan nekat membunuh seorang bocah yang diduga sebagai reinkarnasi Lama Mipam sebagaimana telah diramalkan sebelumnya oleh Lama Mipam sendiri menjelang kematiannya. Namun, ternyata ia telah membunuh bayi yang salah.
Novel grafis ini tampil dengan gambar-gambar menawan yang didominasi perpaduan warna merah dan kuning. Karakter wajah orang-orang Tibet, Eropa, dan Cina serta suasana alam dan panorama Tibet yang tandus dan putih bersalju itu terlukis dengan baik. Bess menggambar dengan cukup detail sampai kepada urusan kostum, tatanan rambut, dan aksesorisnya.
Meskipun menurut saya komik ini aman-aman saja dibaca anak-anak, oleh Gramedia, di sampul bagian belakang buku ini diberi label "novel grafis dewasa". Barangkali karena ceritanya lebih pas dibaca orang dewasa daripada kanak-kanak. Atau mungkin karena ada beberapa gambar di dalamnya yang berisi adegan orang dewasa yang tidak pantas dilihat anak-anak, seperti pada halaman 32 (gambar orang melahirkan).Padahal, pada buku pertama ini, tokoh utamanya justru seorang bocah lelaki bernama Gabriel yang dilahirkan di Tibet dari pasangan suami-istri kulit putih Gabriel dan Susan.
Gabriel Junior adalah calon pengganti Lama Mipam yang sejati. Pada bocah bule inilah arwah agung Lama Mipam menitis untuk kelak bereinkarnasi. Sebelum menjadi lama yang sesungguhnya, Gabriel kecil mesti menjalani berbagai macam ritual dan penggemblengan lahir batin dari Pendeta Tzu yang ditunjuk oleh Lama Mipam sebagai guru, termasuk ilmu kesaktian dan bela diri. Walaupun arwah suci Sang Lama Agung telah menitis ke dalam raganya, namun bukan berarti segala sesuatunya menjadi mudah buat Gabriel. Seribu halangan dan rintangan menanti di hadapannya.
Secara keseluruhan, komik The White Lama ini, bagi saya cukup menarik. Darinya, saya bukan sekadar menikmati cerita aksi dalam bingkai gambar-gambar bagus, tetapi juga memperoleh wawasan baru tentang Tibet beserta sejarah, filosofi, dan tradisi masyarakatnya. Sebuah cara mengulik informasi yang sungguh menyenangkan dan menghibur. Harapan saya, serial komik ini dapat diterbitkan semuanya. ***
Endah Sulwesi 22/10
Penulis: Jodorowsky & Bess
Penerjemah: Hetih Rusli
Editor: Tanti Lesmana
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I – Juli 2007
Tebal: 144 hlm
The White Lama adalah komik kedua yang saya baca sepanjang tahun ini setelah Ekspedisi Kapal Borobudur (Banana Publisher, 2007). Komik hasil kolaborasi Alejandro Jodorowsky dan Georges Bessis ini seluruhnya terdiri dari enam jilid yang diterbitkan dalam rentang waktu 5 tahun (1988-1993) dalam bahasa Prancis. Jodorowsky yang kelahiran Cili (7 Februari 1929), selain menulis naskah komik, juga adalah seorang sutradara dan produser film. Ia memulai kiprah kepenulisannya pada usia yang masih belia: 16 tahun. Waktu itu, puisi-puisinya sudah mulai dipublikasikan di Cili. Kemudian, pada 1953 ia menulis naskah dramanya yang pertama, El Minotauro, sebelum akhirnya hijrah ke Paris untuk belajar pantomim dan teater. Ia kini telah resmi menjadi warga negara Prancis.
Adapun karier berkomiknya dimulai pada pertengahan 1966 sebagai penulis komik strip di harian Mexico El Heraldo de Mexico. Komik yang terbit setiap minggu itu berjudul Fabulas Panicas.
Pertemuannya dengan Georges Bessis pada 1986, menghasilkan karya serial novel grafis Le Lama Blanc (The White Lama). Bess yang kelahiran Prancis pada 1947 ini, semula adalah ilustrator di sebuah majalah terbitan Swedia, Mad Magazine. Proyek bersama mereka selanjutnya, masih berupa novel grafis, adalah Anibal Cinq (1990) dan Juan Solo (1995).
Pada The White Lama, cerita mengambil setting di Tibet ikhwal kehidupan para lama di sana. Bermula dari wafatnya Lama Agung Mipam, kehidupan spiritual di Tibet mengalami kemunduran. Aturan-aturan moral yang sebelumnya dipatuhi, kini mulai dilanggar.
Lama Migmar sebagai pengganti sementara Lama Mipam sebelum pewaris takhta yang sesungguhnya ditemukan, lebih banyak menyalahgunakan kekuasaannya untuk bersenang-senang bersama para pengikutnya. Ia bahkan punya rencana jahat untuk tetap meduduki kursi Lama Agung selamanya. Demi mewujudkan niatnya itu, Lama Migmar bahkan nekat membunuh seorang bocah yang diduga sebagai reinkarnasi Lama Mipam sebagaimana telah diramalkan sebelumnya oleh Lama Mipam sendiri menjelang kematiannya. Namun, ternyata ia telah membunuh bayi yang salah.
Novel grafis ini tampil dengan gambar-gambar menawan yang didominasi perpaduan warna merah dan kuning. Karakter wajah orang-orang Tibet, Eropa, dan Cina serta suasana alam dan panorama Tibet yang tandus dan putih bersalju itu terlukis dengan baik. Bess menggambar dengan cukup detail sampai kepada urusan kostum, tatanan rambut, dan aksesorisnya.
Meskipun menurut saya komik ini aman-aman saja dibaca anak-anak, oleh Gramedia, di sampul bagian belakang buku ini diberi label "novel grafis dewasa". Barangkali karena ceritanya lebih pas dibaca orang dewasa daripada kanak-kanak. Atau mungkin karena ada beberapa gambar di dalamnya yang berisi adegan orang dewasa yang tidak pantas dilihat anak-anak, seperti pada halaman 32 (gambar orang melahirkan).Padahal, pada buku pertama ini, tokoh utamanya justru seorang bocah lelaki bernama Gabriel yang dilahirkan di Tibet dari pasangan suami-istri kulit putih Gabriel dan Susan.
Gabriel Junior adalah calon pengganti Lama Mipam yang sejati. Pada bocah bule inilah arwah agung Lama Mipam menitis untuk kelak bereinkarnasi. Sebelum menjadi lama yang sesungguhnya, Gabriel kecil mesti menjalani berbagai macam ritual dan penggemblengan lahir batin dari Pendeta Tzu yang ditunjuk oleh Lama Mipam sebagai guru, termasuk ilmu kesaktian dan bela diri. Walaupun arwah suci Sang Lama Agung telah menitis ke dalam raganya, namun bukan berarti segala sesuatunya menjadi mudah buat Gabriel. Seribu halangan dan rintangan menanti di hadapannya.
Secara keseluruhan, komik The White Lama ini, bagi saya cukup menarik. Darinya, saya bukan sekadar menikmati cerita aksi dalam bingkai gambar-gambar bagus, tetapi juga memperoleh wawasan baru tentang Tibet beserta sejarah, filosofi, dan tradisi masyarakatnya. Sebuah cara mengulik informasi yang sungguh menyenangkan dan menghibur. Harapan saya, serial komik ini dapat diterbitkan semuanya. ***
Endah Sulwesi 22/10
1 komentar:
ooh ini sampe 6 toh bukunya??
baru baca sampe yang kedua..
aku juga suka ^.^
*menunggu buku selanjutnya terbit
Posting Komentar