Jumat, 07 Desember 2007

FIKSI REMAJA BERLATAR SEJARAH ANGLO-SAXON


Judul buku: Gadis Serigala
Judul asli: Wolf Girl
Penulis: Theresa Tomlinson
Penerjemah: Ferry Halim
Penerbit: Atria (Grup Serambi)
Cetakan: I, Juli 2007
Tebal: 486 hlm

Anglo-Saxon adalah sebuah wilayah yang menarik. Nama Anglo-Saxon, sejak abad ke-8 lazim dipakai untuk menyebut penduduk Britania Raya, yakni bangsa Germania yang berasal dari suku-suku Anglia, Saks, dan Yut. Konon, pada tahun 400 M mereka menyeberang dari Jerman Timur dan Skandinavia Selatan untuk menaklukkan bangsa Kelt, lantas mendirikan 7 kerajaan kecil yang disebut Heptarchi. Mereka dinasranikan antara 596-655 M. *)

Sejarah Anglo-Saxon ini, oleh Theresa Tomlinson, diangkat menjadi latar cerita dalam novel Gadis Serigala, sebuah fiksi remaja tentang seorang gadis pemberani bernama Wulfrun. Wulfrun anak seorang penenun, Cwen. Mereka tinggal di wilayah kekuasaan Biara Whitby yang dikepalai oleh Suster Hild. Setiap hari, Wulfrun bertugas menggembalakan angsa-angsa mereka bersama sahabatnya, Cadmon, seorang penggembala sapi.

Cwen anak-beranak hidup sangat miskin. Saking miskinnya, dia terpaksa menjual putra sulungnya, Sebbi, sebagai budak. Pada masa tersebut, perbudakan masih menjadi sesuatu yang lazim terjadi. Barangkali akibat perang yang terus berlangsung antara daerah-daerah yang saling berseteru. Rakyat di sana terbagi menjadi dua: kaum bebas dan kaum tak bebas.

Sebetulnya, Cwen memiliki seuntai perhiasan indah berbentuk kalung yang terbuat dari batuan permata. Jika saja ia mau menjual kalung itu, tentu Sebbi tak perlu menderita sebagai budak. Kalung tersebut pasti berharga mahal, akan sanggup membuat Cwen kaya-raya tanpa perlu bekerja keras seperti sekarang ini. Namun, Cwen mempunyai alasan tersendiri untuk tidak menjual kalung tersebut yang ia peroleh dari seseorang yang pernah ia selamatkan jiwanya. Tetapi, kalung itu juga yang di kemudian hari membuat dirinya diancam hukuman gantung.

Pasalnya, Wulfrun kedapatan sedang mengenakan kalung tersebut oleh Irminburg, salah seorang kerabat dekat kerajaan yang berkuasa di Biara Whitby selama Suster Hild bepergian. Tak ayal, Wulfrun dituduh sebagai pencuri dan harus diadili. Lantaran Wulfrun masih di bawah umur, maka Cwen-lah yang harus bertanggungjawab. Sambil menunggu Suster Hild yang akan mengadili, Wulfrun berusaha sekuat tenaga untuk dapat membebaskan sang bunda dari segala tuduhan, sebab ia yakin ibunya bukanlah pencuri.

Tanpa diduga-duga, Wulfrun yang tengah bersedih dan kebingungan mencari cara untuk menyelamatkan sang ibu, mendapat bantuan yang amat simpatik dari Elfled, gadis kecil putri Raja Oswy yang telah diserahkan kepada biara dan diasuh oleh Suster Hild. Mereka berdua dengan didampingi oleh Adfrith, seorang pria muda calon biarawan, kemudian bergegas mencari upaya untuk mengungkap misteri di balik kalung yang ternyata adalah milik Ratu Ianfleda, ibu Elfled.

Maka, kita akan mendapatkan sebuah suguhan kisah petualangan dengan seorang tokoh bocah perempuan pemberani. Ini memang novel untuk anak-anak dan remaja. Alurnya tak sulit diikuti meskipun sering harus bolak-balik ke masa lampau.Unsur petualangan, misteri, dan persahabatan menjadi bumbu utamanya. Beberapa tokoh, nama tempat, serta peristiwa di dalam buku ini, menurut keterangan penulisnya, benar-benar ada. Sejatinya, Theresa Tomlinson ingin menyampaikan sejarah Anglo-Saxon dalam kemasan fiksi. Theresa yang menghabiskan masa kecilnya di Cleveland dan North Yorkshire memang amat menggandrungi sejarah dan mitologi selain hobi utamanya menggambar dan melukis.

Di situs peribadinya, Theresa mengungkapkan, bahwa ia sudah suka menulis sejak kecil. Bahkan, gurunya di sekolah menganjurkannya untuk menulis cerita. Buku favoritnya adalah Anne The Green Gables. The Secret Garden, serta The Lion, The Witch, And The Wardrobe.

Ketika anak-anaknya lahir, ia mulai membuat sendiri buku-buku cerita bergambar untuk anak-anaknya yang berjumlah tiga orang itu. Hingga akhirnya ia menyadari bakatnya dan lalu memutuskan untuk serius menulis buku anak-anak. Gadis Serigala (Wolf Girl) ditulisnya tahun 2006.

Menurut saya, buku ini bacaan yang baik untuk anak-anak dan remaja. Di samping kisahnya yang menghibur, melalui buku ini anak-anak akan mendapat pengetahuan tentang sejarah Anglo-Saxon. Ah….tetapi bukan cuma anak-anak sih, saya juga kok.***


Endah Sulwesi 5/11

1 komentar:

Anonim mengatakan...

ya saya setuju dengan pendapat anda. Wolfgirl adalah buku faforit saya disamping Harry Potter, Deltora Quest dan NSJ 2022. saya sangat menyesalinya karena filmnya belum dibuat padahal saya sangat menunggu novel ini difilmkan. KL